Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) merupakan metode penyuluhan untuk mengimplementasikan Pengendalian Hama Terpadu. Sekolah Lapangan (i) mempunyai peserta dan pemandu lapangan, (ii) merupakan sekolah di lapangan dan peserta mempraktekkan/menerapkan secara langsung apa yang dipelajari, (iii) mempunyai kurikulum, evalusai dan sertifikat tanda lulus, dan (iv) dimulai dengan acara pembukaan, penutupan, kunjungan lapangan/study tour dan diakhiri dengan temu lapangan.
Metode penyuluhan sekolah lapangan lahir berdasarkan atas dua tantangan pokok, yaitu keanekaragaman ekologi dan peran petani sebagai manajer (ahli PHT) di lahannya sendiri. Pengendalian Hama Terpadu sulit dituangkan melalui model penyuluhan biasa (poster, ceramah dan lainnya), antara lain karena keanekaragam ekologi daerah tropik, oleh karena itu PHT mutlak bersifat lokal. PHT bekerja sama dengan alam dan tidak menentangnya. Upaya mengubah Petani agar menjadi manajer lahannya/ahli PHT pada dasarnya merupakan pengembangan sumberdaya manusia. Untuk menuju pertanian berkelanjutan petani merupakan sumberdaya masyarakat tani itu sendiri yang mampu memperbaiki teknologi pertanian secara berkesinambungan.
Ciri-ciri Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu adalah sebagai berikut :
· Petani dan Pemandu adalah warga belajar dan saling menghormati;
· Perencanaan bersama oleh kelompok tani;
· Keputusan bersama oleh anggota kelompok tani;
· Cara belajar lewat pengalaman/Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi);
· Melakukan sendiri, mengalami sendiri, dan menemukan sendiri;
· Materi pelatihan dan praktek terpadu di lapangan;
· Sarana belajar adalah lapangan usahatani (Agroekosistem);
· Pelatihan selama satu siklus perkembangan tanaman (sesuai fenologi tanaman);
Tidak ada komentar:
Posting Komentar